Desainer busana muslimah Dian Pelangi menyadari bahwa jilbab merupakan kewajiban bagi wanita yang beragam Islam, yaitu sebagai penutup auratnya ketika sudah balig. Tapi, bagi seorang wanita kelahiran Palembang, Sumatera Selatan pada 14 januari 1991 itu, jilbab bukanlah sekadar sebatas ibadah, namun lebih dari itu. Apa maksud “lebih dari sekadar batasan ibadah”?
Pemilik nama asli Dian Wahyu Utami ini mengusung setiap karyanya agar hijab menjadi tren dan gaya hidup bagi seorang muslimah. Termasuk menghilangkan citra teroris yang disematkan kepada Islam.
Misi itulah yang dibawa Dian Pelangi saat berpameran di luar negeri, termasuk saat memamerkan karyanya di New York Fashion Week (NYFW) 2015 bersama rekan-rekannya yaitu Barli Asmara dan Zaskia Sungkar.
Cita-cita DP adalah ingin mempopulerkan busana muslimah di negeri orang, sama halnya dengan budaya K-POP yang sudah dikenal.
“Kita bersyukur di sana dikenalnya Indonesia adalah busana muslimnya. Sama halnya dengan Korea yang terkenal dengan K-POP-nya. Baju muslim sudah bisa jadi ikon muslim Indonesia. Di sini kita mau nunjukin kalau Islam bukan seperti yang mereka pikirkan,” kata DP saat ditemui di Gedung Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta Pusat.
Disamping itu DP juga ingin gambaran teroris yang menempel pada agama Islam bisa disingkirkan dengan karya-karya dari desainer muda Indonesia.
“Islam kan dikaitkan dengan teroris, disini bisa digambarkan muslim itu bukan seperti itu. Kita di sini tidak ada keinginan untuk membenci justru membuka pikiran, menebar pesona dan aura positif. Kita mau kasih tahu ini loh cantiknya Islam,” ujar DP.