Dari Hudzaifah bin al-Yamaan r.a. berkata: “Bahwasanya Nabi SAW apabila bangun malam untuk shalat tahajjud, beliau menggosok dan membersihkan mulut beliau dengan siwak.”
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW bersabda: “Sekiranya tidak menyusahkan kaum mukminin (dalam lafal hadits Zuhair, ‘atas umatku’), niscaya akan aku suruh mereka untuk bersiwak pada setiap (akan) shalat.”
Memaknai siwak hukumnya sunnah dalam kondisi tertentu, di antaranya seperti yang dijelaskan dalam hadis ini, yaitu ketika ingin mengerjakan shalat. Rahasia di balik itu adalah, kita diperintahkan untuk selalu dalam keadaan sempurna dan bersih ketika sedang mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk memperlihatkan kemuliaan ibadah. Dikatakan juga, bahwa sesungguhnya hal ini berkaitan dengan malaikat, yaitu malaikat meletakkan mulutnya di depan mulut orang yang sedang membaca, dan malaikat merasa terganggu dengan aroma yang tidak sedap, oleh karena itu disunnahkan bersiwak.
As-Shan’ani berkata: “Bisa jadi rahasianya ada pada keduanya, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dari hadis Jabir: “Barangsiapa makan bawang putih, bawang merah, atau bawang bakung, maka janganlah mendekati masjid kami, sesungguhnya malaikat merasa terganggu sebagaimana yang dirasakan manusia.”
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW: “Sekiranya tidak menyusahkan umatku, niscaya akan aku suruh mereka untuk bersiwak pada setiap (akan) berwudlu.”
Dari Aisyah r.a.: “Bahwasanya Nabi SAW apabila masuk rumahnya, maka beliau memulainya dengan bersiwak.”
Ditekankan bagi orang yang ingin masuk ke rumahnya untuk bersiwak terlebih dahulu, karena hal ini akan menambah harum mulutnya, lebih memotivasi dalam bergaul dengan istrinya, dan lebih menghilangkan aroma tidak segar dari mulut, terlebih lagi apabila mulut telah lama diam, maka adalam kondisi demikian lebih utama untuk bersiwak.