Kesyirikan adalah menyamakan atau mensejajarkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan selain-Nya di dalam hal-hal yang merupakan kekhususan-kekhususan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik dalam nama, sifat, maupun hak mendapatkan peribadatan dari hamba-hambanya. Kesyirikan adalah dosa yang tidak terampuni oleh Allah. Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan syirik dan belum bertobat, maka Allah tidak akan mengampuninya.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa’: 48).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah, ia pasti masuk neraka.” (HR Bukhari-Muslim)
Dosa syirik akan menghapus seluruh amal sholeh kita sebagaimana hujan yang menghapus debu di batu. Sholat, zakat, puasa, dan amalan lainnya akan tertolak jika bercampur dengan kesyirikan, sehingga sia-sialah ibadahnya.
Orang yang berlaku syirik akan ditolak surga dan akan kekal di dalam neraka. Mereka tidak akan diampuni dan tidak akan mendapatkan pertolongan dari siapa-pun.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam.” Padahal Al-Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Tidak ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Maidah:72)